Satu Jam Bersama Si Fighter Taekwondo
Ilustrasi: amino apps/ google.com
Terik matahari yang menyengat membuat siapa saja
malas keluar rumah. Namun, suasana terpecahkan dengan penuh sorak porai
teriakan penyemangat bergema di sekitar Gedung Serba Guna Politeknik Negeri
Jakarta.
Keadaan ramai memeriahkan acara turnamen taekwondo, semua
orang silih berganti memenuhi ruangan dalam gedung. Tak berselang lama, muncul
sosok perempuan berkacamata berpakaian dobok
(pakaian tanding taekwondo). Dengan napas tersengal, ia masih bergairah untuk
tetap beradu di tempat.
Nabila Devianti, begitulah namanya.
Gadis kelahiran 20 April 1998 ini telah
menyabet sabuk hitam merah dalam olahraga taekwondo. Dikenal sebagai fighter, ia sudah menggeluti olahraga
ini sejak masih duduk dibangku sekolah dasar. Kegemarannya pada olahraga asal
Negeri Ginseng disambut positif oleh orang tuanya memacu semangatnya.
“Aduh, dada gue kena banget tadi, gak bisa nahan
deh”
Dengan raut wajah yang menahan sakit, matanya terbelalak
geli melihat dobok-nya yang terciprat
noda darah lawan tandingnya. Gadis yang biasa dipanggil Nabil ini dinyatakan
lolos ke babak penyisihan selanjutnya dengan meraih 38 poin.
Disela-sela
waktunya istirahat, ia makan rujak buah dan sesekali bercanda ria. Gelak
tawanya khas, dibarengi dengan gaya koboinya saat bersila. Bungsu dari dua
bersaudara itu juga ambisius saat berlaga, mengingat kerja kerasnya untuk
meraih level taekwondo tertinggi cukup sulit.
Meskipun
telah menjadi mahasiswa, Nabil rupanya pandai dalam hal membagi waktu antara
urusan kampus dan menjadi pelatih olahraga bela diri ini. Mahasiswi Desain Grafis Politeknik Negeri Jakarta ini biasa melatih
didikannya sekitar rumah yang kebetulan di Pondok Cabe, dekat juga dengan
tempatnya menimba ilmu.
“Gue prioritasin kuliah lah, kan kalo
ngelatih bisa atur waktunya kapan aja. Kadang ada waktu senggang ayo latihan,
pas lagi banyak tugas enggak lah,” ungkapnya sambil tertawa.
Nabil
pun menyanyangkan aksinya saat bertanding tak ditonton teman sekelasnya. Namun,
semangatnya yang tetap membara terus muncul meski akhirnya ia gagal menembus
final.
Kalo bisa perbanyak lagi kak ceritanya :)
BalasHapusIya, aku mau nulis lagi kok insyaallah 😘
HapusNanti neya mau cerita tentang temen nela biar bagus 😊
BalasHapusCoba ney, biar bisa dibaca banyak orang 😇
HapusUdah jadi pelatih, hebat :)
BalasHapusSangat menginspirasi kakk ��
BalasHapusCoba kamu atur2 waktu deh, bisa bermamfaat buat kamu :3
HapusRisda temennya hebat ya 😳
BalasHapusPukul aku mbakkk pukul akuhhhh eh
BalasHapusBtw bagus kokkk
*dug* ehh makasiii sudah mampir 😂
Hapus"Bungsu dari dua bersaudara itu juga ambisius saat berlaga".. Hahaha
BalasHapusNgapa ya 😂
HapusMantaappp
BalasHapusBagus ceritanya💖💖
BalasHapusMakasih semuanya yg dah koment :)
BalasHapusceritanya bagus deh seru bacanya
BalasHapustolak angin flu